Air Mata di Timur Halmahera
Oleh. Trijan Abd Halim
Sejak mata membuka, terkisah dalam
retina
Deras air yang mengalir, keruhnya
ialah nestapa
Lalu jernihnya seumpama tawa
Dari sini, hidup dan kehidupan tanah
ini
Lalu diam-diam gelap menyelinap
Seketika daun-daun tua berjatuhan
hanyut terbawa arus kemalangan
Ada yang tidak biasa di pelupuk
mata ananda
Pekik tangis memecah damai yang dipinta
Batu lebar
Pijak langka kaki yang tua bersegera
Urat dari tangan keriput meregang
kaku diatas semang
Oh KasubaNyelo......
Kali Waci jadi mata yang
melihatku tumbuh sedari tunas hingga berbuah
Kali Waci jadi mata yang
melihatku menangis menahan sumpah amarah
Belantara Halmahera menelan
nyawa, Bunga Sili dicekam sunyi
Cib Cebi dan Ngosno Ne berdalih
Aroma darah yang tumpah ruah, mengalir
dalam derasnya air. Sisa-sisa potongan daging dari tubuh kami yang jatuh ke
dasar kali, diperebutkan ikan-ikan bagai umpan
Kami dicincang bagai Binatang
Oh Suwong Re Dodadi.....
Kebahagian anak cucu terenggut dengan
keji, Mama tertunduk pilu mengusap air mata di atas tepi
Satu persatu dari mereka menjadi
Yatim Piatu
Sekali lagi
Keluargaku terbata-bata menahan
napas dalam rintik air mata, bercerita
Campaka menyambut murung mereka
diliang lahat, Sopan Re Hormat yang kami simpan, harus gugur tumbang dalam
pikiran setiap kepala
Lalu Nenek menatap pasrah,
pejuang keadilan yang melangkah tanpa daya
Naluri kebiadaban tumbuh subur menjadi
parasit bagi norma dan kearifan
Bila mana langit telah memerah,
genderang Tifa menderu haru di penjuru negeri
Lolos Kabil telah murka, Panglima
menurunkan titah, dari hulu hingga ke bobane, Sudah saatnya aku datang memenuhi
janji
Oh Tragedi.....
Aku bersumpah, demi Darah yang
mengalir di Kali Waci
Sungguh Ironi yang tak digubris
para petinggi, petaka yang sengaja diwarisi
Petisi demi petisi dari kami
berkali-kali, disulap seumpama ilusi
Oh Petinggi ku yang Halu
Ku tabur bunga bersama Puisi ini
Dengarkan sekali lagi, Syair Lala
Warisan tanah negeri
Atas nama kemanusiaan anak cucu
meratap sedih
Akhiri Alamat duka ke tanah ini
Atau Mayatku siap kau cincang
lagi
Sio re Minyow tailama, Minyow
duka re balisa
Lukaku di Waci,
Fagogoru Tersakiti
No comments:
Post a Comment