Sunday, February 9, 2020

Tragedi pembunuhan di Kali Waci - Puisi



Air Mata di Timur Halmahera
Oleh. Trijan Abd Halim

Sejak mata membuka, terkisah dalam retina
Deras air yang mengalir, keruhnya ialah nestapa
Lalu jernihnya seumpama tawa
Dari sini, hidup dan kehidupan tanah ini

Lalu diam-diam gelap menyelinap
Seketika daun-daun tua berjatuhan hanyut terbawa arus kemalangan
Ada yang tidak biasa di pelupuk mata ananda
Pekik tangis memecah damai yang dipinta Batu lebar

Pijak langka kaki yang tua bersegera
Urat dari tangan keriput meregang kaku diatas semang
 Oh KasubaNyelo......
Kali Waci jadi mata yang melihatku tumbuh sedari tunas hingga berbuah
Kali Waci jadi mata yang melihatku menangis menahan sumpah amarah

Belantara Halmahera menelan nyawa, Bunga Sili dicekam sunyi
Cib Cebi dan Ngosno Ne berdalih
Aroma darah yang tumpah ruah, mengalir dalam derasnya air. Sisa-sisa potongan daging dari tubuh kami yang jatuh ke dasar kali, diperebutkan ikan-ikan bagai umpan
Kami dicincang bagai Binatang
Oh Suwong Re Dodadi.....
Kebahagian anak cucu terenggut dengan keji, Mama tertunduk pilu mengusap air mata di atas tepi
Satu persatu dari mereka menjadi Yatim Piatu

Sekali lagi
Keluargaku terbata-bata menahan napas dalam rintik air mata, bercerita
Campaka menyambut murung mereka diliang lahat, Sopan Re Hormat yang kami simpan, harus gugur tumbang dalam pikiran setiap kepala
Lalu Nenek menatap pasrah, pejuang keadilan yang melangkah tanpa daya
Naluri kebiadaban tumbuh subur menjadi parasit bagi norma dan kearifan

Bila mana langit telah memerah, genderang Tifa menderu haru di penjuru negeri
Lolos Kabil telah murka, Panglima menurunkan titah, dari hulu hingga ke bobane, Sudah saatnya aku datang memenuhi janji
Oh Tragedi.....
Aku bersumpah, demi Darah yang mengalir di Kali Waci

Sungguh Ironi yang tak digubris para petinggi, petaka yang sengaja diwarisi
Petisi demi petisi dari kami berkali-kali, disulap seumpama ilusi
Oh Petinggi ku yang Halu
Ku tabur bunga bersama Puisi ini

Dengarkan sekali lagi, Syair Lala Warisan tanah negeri
Atas nama kemanusiaan anak cucu meratap sedih
Akhiri Alamat duka ke tanah ini
Atau Mayatku siap kau cincang lagi

Sio re Minyow tailama, Minyow duka re balisa

Lukaku di Waci,
Fagogoru Tersakiti

No comments:

Post a Comment